Sejarah pesawat terbang pada masa Republik
MASA REPUBLIK
Pesawat Bouraq Indonesia Airlines McDonnell Douglas MD-82
Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 dan kemudian disusul perang kemerdekaan.Setelah mengalami perang lima tahun dan meraih pengakuan dari Belanda melalui After enduring five years of war and securing Konferensi Meja Bundar pada akhir 1949, bisnis penerbangan dibuka kembali. Maskapai KLM Interinsulair Bedrijf dinasionalisasikan oleh Pemerintah Indonesia pada Desember 1949 sebagai Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional Indonesia, dan memulai layanan penerbangan di Nusantara.
Pada tahun-tahun awal Republik Indonesia, Garuda Indonesia mendominasi layanan penerbangan di negara ini, menghubungkan kota-kota besar di Nusantara. Pada 1956, Garuda Indonesia menggelar layanan penerbangan haji perdananya ke Makkah dengan menggunakan pesawat Convair, mengangkut 40 jamaah haji Indonesia. Pada 1963, memulai layanan penerbangan ke Hong Kong. Pada pertengahan dasawarsa 1960-an, maskapai ini menerima kiriman perdana pesawat Douglas DC-8 dan kemudian tumbuh lebih jauh melampaui pasar Asia yang biasa dilayaninya. Dimulai dengan melayani penerbangan berjadwal ke Amsterdam dan Frankfurt melalui Colombo, Bombay, dan Praha. Roma dan Paris menjadi tujuan Eropa ketiga dan keempat bagi Garuda Indonesia, dengan pemberhentian di Bombay dan Kairo untuk mengisi bahan bakar. Penerbangan ke Republik Rakyat Tiongkok dimulai pada tahun yang sama, dengan layanan ke Kanton via Phnom Penh.
Pada 1962, maskapai Merpati Nusantara Airlines milik pemerintah didirikan untuk melayani penerbangan perintis dengan pesawat kecil untuk menghubungkan kawasan-kawasan terpencil di Nusantara. Akan tetapi maskapai ini berhenti beroperasi pada Februari 2014 dan kemudian dinyatakan bangkrut. Pada 1969, penerbangan swasta di Indonesia mulai tumbuh dengan didirikannya Mandala Airlines, menyusul pula Bouraq pada 1970. Maskapai penerbangan swasta ini secara langsung bersaing dengan maskapai penerbangan milik pemerintah (BUMN) yaitu Garuda Indonesia and Merpati Nusantara airlines, dan tetap bertahan hingga dasawarsa 2000-an. Bouraq berhenti beroperasi pada 2005. Mandala kemudian dibeli oleh Tigerair Group asal Singapura pada 2012, akan tetapi Tigerair Mandala kemudian berhenti beroperasi pada 2014.
Pramugari Garuda Indonesia berbusana tradisional kebaya dan kain batik. Industri penerbangan berperan penting dalam industri pelayanan dan pariwisata di Indonesia.
Pada tahun 2000, Pemerintah Indonesia mengumumkan kebijakan deregulasi penerbangan, yang memungkinkan perizinan yang lebih mudah untuk mendirikan maskapai penerbangan baru. Kebijakan ini bermaksud untuk merangsang investasi transportasi dan meningkatkan bisnis penerbangan di dalam negeri, di samping untuk menggairahkan industri pariwisata di kawasan. Akibatnya, maskapai-maskapai penerbangan baru tumbuh dan bermunculan, antara lain Lion Air (didirikan 1999), Sriwijaya Air (didirikan 2003), Adam Air (beroperasi 2002 sampai 2008), dan Batavia Air beroperasi 2002 sampai 2013). Kebijakan deregulasi ini merangsang tumbuhnya layanan maskapai penerbangan berbiaya rendah di Indonesia. Sebelumnya layanan penerbangan di Indonesia didominasi oleh maskapai yang telah berpengalaman seperti Garuda Indonesia dan Merpati.
Komentar
Posting Komentar